Keajaiban Natal: Gereja di Betlehem Memancarkan Harapan melalui Dekorasi di Tengah Reruntuhan Gaza

Dekorasi Gereja

Menggambarkan Harapan di Tengah Puing-Puing

Dalam menyambut Natal, sebuah gereja di kota bersejarah Betlehem, Tepi Barat, mengambil pendekatan yang sangat berbeda. Sebagai respons terhadap pengeboman Israel yang masih berlangsung di Gaza, gereja ini menyiapkan dekorasi yang tidak lazim. Tradisi Kristen mengenalnya sebagai Gua Natal, pameran seni khusus yang menggambarkan kelahiran Yesus di Betlehem.

Dekorasi Berbeda: Puing Sebagai Wujud Kehancuran

Di tengah-tengah kota Yesus lahir, gereja ini memilih untuk menampilkan suasana Natal dengan menempatkan reruntuhan di antara patung-patung kecil. Bayi Yesus yang digambarkan mencuat dari keramik dan bebatuan, diselimuti syal keffiyeh Palestina. Di sekitarnya, pohon zaitun menjadi simbol kebangsaan dan hubungan dengan tanah air Palestina.

Menurut David Azar, dekorasi ini adalah karya Gereja Lutheran di Betlehem. Pendeta Munzir Ishak dari Gereja Natal Evangelis Lutheran menjelaskan bahwa sementara genosida terjadi di Gaza, merayakan kelahiran Yesus dengan cara konvensional tidaklah sesuai.

Pesan Melalui Puing-Puing: Solidaritas dan Kepedulian

Dekorasi ini bukan hanya pengganti pernak-pernik Natal biasa. Ishak menyampaikan bahwa pesan yang ingin mereka sampaikan adalah solidaritas dengan penderitaan di sekitar mereka. “Kristus lahir dalam solidaritas dengan mereka yang merasakan sakit dan menderita. Tuhan menyertai mereka yang tertindas,” katanya.

Bacaan Lainnya

Menyadarkan Dunia: Natal di Tengah Konflik Palestina

Dalam situasi sulit ini, gereja ingin memberi tahu dunia bahwa Natal di Palestina tidak seperti yang mungkin kita bayangkan. Perang genosida yang menargetkan warga Palestina membuat perayaan Natal menjadi penuh tantangan. Ishak menekankan bahwa ketika kita merenungkan kelahiran Bayi Kristus, kita juga seharusnya memikirkan bayi-bayi yang kehilangan hidup secara brutal di Gaza.

Dampak Serangan Israel: Semangat Natal Terkubur

Pemuka agama Kristen menyoroti bahwa serangan Israel terhadap Gaza telah “mematikan semangat Natal.” Di tengah keterbatasan dan risiko, umat Kristen dari seluruh dunia tetap mengunjungi kota Betlehem setiap Desember untuk merayakan kelahiran Yesus di tempat yang diyakini sebagai gua tempat Maria melahirkan.

Mengakhiri Perayaan Dengan Pesan Keharuan

Dalam kontrast dengan hiasan ceria di negara-negara lain, gereja-gereja di wilayah pendudukan Israel menahan diri dari perayaan berlebihan. Mereka memilih doa dan ritual ilahi sebagai bentuk perayaan, dengan harapan dunia dapat melihat dan memahami tantangan yang mereka hadapi.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *