Atribut Politik dalam Haji: Larangan dari Menag

Atribut Politik dalam Haji

Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas, mengeluarkan larangan bagi jamaah calon haji Indonesia untuk membawa atribut partai politik atau organisasi selama melaksanakan ibadah haji.

Dalam acara pelepasan jamaah kelompok terbang 1 di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, pada hari Rabu, Yaqut menyatakan, “Walaupun ini tahun politik, tidak ada kebutuhan untuk membawa atribut-atribut partai atau organisasi.”

Ia meminta agar jamaah memanfaatkan kesempatan berhaji dengan baik dan hanya fokus pada ibadah, mengingat impian umat Islam di seluruh dunia, terutama di Indonesia, untuk berhaji.

Oleh karena itu, ia menyarankan agar jamaah menghindari membawa barang-barang yang tidak relevan dan tidak mendukung mereka dalam beribadah.

Bacaan Lainnya

Yaqut mengingatkan, “Terutama jika atribut tersebut digunakan untuk berfoto di sekitar Masjidilharam atau Masjid Nabawi. Jika tertangkap oleh pihak keamanan Arab Saudi, dapat dikenakan hukuman.” Ia juga mengingatkan jamaah tentang larangan membawa jimat-jimat yang dapat dianggap sebagai syirik di Arab Saudi, yang berpotensi mendapatkan hukuman berat.

Yaqut berharap agar jamaah bijaksana dalam menggunakan media sosial selama berada di Arab Saudi. Ia menekankan pentingnya untuk tidak membuat konten negatif saat berada di Haramain dan mengunggahnya di media sosial.

“Sekali lagi, saya tekankan agar fokus pada beribadah saja,” ujarnya.

Menteri Agama juga menjelaskan bahwa jamaah tahun ini adalah orang-orang yang terpilih untuk berangkat ke Baitullah dan menunaikan Rukun Islam kelima, yaitu beribadah haji.

Ia menyatakan bahwa ibadah haji membutuhkan keadaan fisik yang prima, sehingga jamaah harus selalu memperhatikan aspek kesehatan selama perjalanan di Arab Saudi dan saat kembali ke Tanah Air.

“Jangan terlalu memaksa diri dalam beraktivitas, termasuk beribadah sunah, terutama jika merasa kondisi kesehatan tidak memadai,” tambahnya.

Yaqut menjelaskan bahwa kondisi di Arab Saudi berbeda dengan di Indonesia. Cuaca di Arab Saudi jauh lebih panas daripada di Indonesia, sehingga seluruh peserta ibadah haji harus dapat menyesuaikan diri.

Pemerintah telah menyiapkan petugas yang akan memberikan layanan kesehatan kepada jamaah.

Yaqut menekankan, “Jangan ragu untuk bertanya atau berkonsultasi jika memiliki keluhan terkait kesehatan. Petugas-petugas telah siap memberikan pelayanan, perlindungan, dan bimbingan kepada jamaah.”

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *