Recep Tayyip Erdogan berhasil memenangkan putaran kedua pemilihan umum (pemilu) Turki yang diselenggarakan pada Minggu (28/5). Hasil penghitungan suara menunjukkan bahwa sang petahana sukses meraih 52,14 persen suara, membawa dirinya untuk terus memimpin hingga tahun 2028. Ini merupakan kemenangan ketiga Erdogan dalam periode 20 tahun kepemimpinannya di Turki.
Awalnya, Erdogan terpilih sebagai presiden pertama kali pada tahun 2014 setelah menjabat sebagai Perdana Menteri Turki dari tahun 2003 hingga 2014. Partainya, AKP, telah menjadi partai berkuasa di Turki sejak tahun 2002.
Pada pemilu kali ini, Erdogan menghadapi rival tangguh, Kemal Kilicdaroglu, yang berhasil mengantongi 47,86 persen suara. Kilicdaroglu merupakan penantang terkuat bagi Erdogan, dan pada putaran pertama, ia kalah tipis dengan selisih empat poin dari Erdogan.
Dalam putaran pertama, Erdogan meraih 49,51 persen suara, sedangkan Kilicdaroglu memperoleh 44,88 persen suara. Meskipun demikian, sejak awal pemilu, para pengamat sudah memprediksi kemenangan Erdogan. Salah satu alasan kuatnya adalah karena partainya, AKP, berhasil memenangkan 10 dari 11 provinsi yang terkena dampak gempa dahsyat pada awal bulan Februari lalu.
Selain itu, salah satu kandidat capres yang kalah, Sinan Ogan, pada awal pekan ini memberikan dukungannya kepada Erdogan. Ia meminta para pendukungnya untuk memilih Erdogan dalam putaran kedua. Pada putaran pertama, Ogan sendiri berhasil meraih 5,17 persen suara.
Kemenangan Erdogan dalam pemilu ini menunjukkan popularitas dan kekuatan politik yang masih besar. Dukungan yang diterimanya dari partai, provinsi yang terdampak gempa, serta dukungan dari kandidat capres lainnya memperkuat posisinya sebagai pemimpin Turki yang berpengaruh.
Dengan memenangkan pemilu ini, Erdogan dihadapkan pada tugas besar untuk memimpin Turki dalam menghadapi berbagai tantangan politik dan ekonomi yang ada. Keberhasilannya dalam menjaga stabilitas dan kemajuan negara akan menjadi fokus utama pemerintahannya untuk periode mendatang.