Pada saat ini, ketegangan yang memuncak antara Gaza dan Israel telah menyebabkan serangkaian serangan roket dan bombardir udara yang intensif. Sekitar 350 roket diluncurkan oleh Jihad Islam Palestina (PIJ) dari Gaza, sementara Pasukan Pertahanan Israel (IDF) telah melakukan lebih dari 100 serangan udara menggunakan jet tempur dan drone di Jalur Gaza.
Israel telah menamai operasi militer mereka sebagai “Operasi Perisai dan Panah”. Operasi ini merupakan upaya untuk melindungi warga Israel dari ancaman roket yang diluncurkan oleh kelompok militan Gaza. Sementara itu, Mesir telah mencoba memediasi gencatan senjata antara Israel dan Jihad Islam Palestina.
Dalam serangan ini, kota-kota Israel selatan dan daerah Tel Aviv menjadi sasaran dari ratusan roket yang ditembakkan dari Gaza. Sistem pertahanan rudal Iron Dome bekerja keras untuk menangkis serangan-serangan tersebut di kota-kota Israel selatan. Untuk melindungi Tel Aviv, Israel menggunakan sistem pertahanan rudal David’s Sling untuk pertama kalinya. Saat ini, belum ada informasi resmi dari IDF mengenai jumlah roket Gaza yang berhasil dihancurkan oleh pertahanan Israel.
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menyatakan bahwa kampanye militer mereka belum berakhir. Dia menegaskan kepada para teroris dan mereka yang mendukung mereka bahwa Israel akan terus menghadapi mereka di mana pun mereka berada dan mereka tidak akan bisa bersembunyi. Israel tetap bertekad untuk melindungi warganya dari ancaman roket yang diluncurkan dari Gaza.
Meskipun tegangnya situasi saat ini, ada indikasi bahwa Israel bersedia mengadakan gencatan senjata. Sumber diplomatik senior mengungkapkan bahwa Israel telah melakukan tindakan yang diperlukan di Gaza. Namun, perundingan untuk mencapai gencatan senjata masih berlangsung dan masih belum ada kepastian mengenai hasilnya.